Di masa Mesir kuno, meskipun menggerakkan semua tenaga kerjanya sekalipun juga sangat sulit membangun salah satu Piramida di antaranya. Sementara Piramida itu sendiri terkait dengan astronomi dan pengetahuan fisika yang masih sangat terbelakang bagi orang-orang Mesir Kala itu
Kedua, di bagian dalam piramida itu dianggap sebagai bagian dari interior makam, dan untuk menahan bobot piramida itu sendiri, menggunakan 43 granit yang beratnya rata-rata 60 ton, menumpuk lapisan atap makam yang terdiri dari 5 tingkat. Lalu, bagaimana mereka memindahkan batu yang begitu banyak dan berat ke ketinggian kemudian baru membangun Piramida ?
Sejumlah besar petunjuk saat ini menunjukkan bahwa piramida itu dibangun oleh manusia prasejarah. Bangsa Mesir Kuno meminjam struktur Piramida Agung, kemudian meniru beberapa piramida kecil untuk menyimpan barang-barang.
Lalu, bagaimana orang Mesir membangun piramida itu? Para ilmuwan yakin mereka telah menemukan jawabannya.
Para fisikawan dari organisasi FOM University of Amsterdam, Belanda menemukan bahwa orang Mesir kuno menggunakan cara yang sangat cerdas untuk mengangkut batu raksasa piramida yang berat. Orang-orang Mesir kuno membasahi pasirnya. Jika proporsi air itu sesuai, maka mereka bisa menghemat setengah tenaga kerja.
Hasil percobaan simulasi para Fisikawan menemukan, tenaga yang dibutuhkan untuk memindahkan batuan di atas pasir keras setara dengan di atas pasir basah. Mereka juga menggunakan sebuah galvanometer untuk menentukan penguatan kekuatan pasir.
Para ilmuwan menemukan bahwa dalam pembangunan piramida menyiratkan astronomi, matematika, ilmu pengetahuan dan teknologi lainnya, menunjukkan adanya peradaban misterius yang lebih kuno.